Rabu, 26 November 2014

M-Commerce (M-dagang) dan Mobile Computing

Definisi

Mobile Commerce adalah sistem perdagangan elektronik (e-Commerce) dengan menggunakan peralatan portabel/mobile seperti : telepon genggam, telepon pintar, PDA, notebook, dan lain lain. Pada saat pengguna komputer berpindah dari satu tempat ke tempat lain (sewaktu berada dalam mobil, misalnya), pengguna komputer tersebut dapat melakukan transaksi jual beli produk di Internet dengan menggunakan sistem m-dagang ini. Selain m-dagang, istilah lain yang sering dipakai adalah m-bisnis (Mobile Business atau m-business).

Dasarnya, m-dagang adalah gabungan dari perdagangan elektronik (e-dagang) dengan mobile computing. Bisa dikatakan bahwa m-dagang ini adalah e-dagang yang berada dalam lingkungan nirkabel. Seperti halnya e-dagang pada umumnya, penggunaan m-dagang bisa ditransaksikan melalui Internet, jaringan komunikasi pribadi, kartu pintar, dan infrastruktur lainnya. M-dagang membuka peluang untuk memberikan layanan baru bagi customer yang telah ada, dan untuk menarik customer baru.

M-commerce (Mobile commerce) dikenal sebagai generasi berikutnya dari e-commerce. Jika e-commerce secara umum menggunakan perangkat PC untuk mendorong transformasi bisnis yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi tanpa dibatasi dimensi waktu (dengan masih dibatasi kebebasan lokasi), maka m-commerce mencoba menjadi solusi untuk menyediakan tingkat pelayanan yang lebih baik dalam memfasilitasi transaksi dengan menghilangkan sebanyak mungkin keterbatasan yang terkait dengan lokasi. M-commerce adalah segala bentuk tranksaksi penjualan dan pembelian produk yang dilakukan melalui perangkat bergerak seperti telepon seluler atau PDA. Dengan menggunakan peralatan ini, pemakai dapat mengakses Internet tanpa memerlukan PC, sehingga tranksaksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.. Beberapa produk dan service dari M-commerce diantaranya ialah mobile vouchers, mobile banking, mobile payment, mobile ticketing, dll.

Mobile Commerce adalah pembelian dan penjualan barang dan jasa melalui wireless hand-held devices seperti telepon mobile (telepon seluler), personal data assistans (PDA), mp3 player, kamera digital, handheld gaming devices, dan komputer . Mobile commerce digambarkan sebagai transaksi apapun dengan nilai moneter yang diselenggarakan via jaringan telekomunikasi mobile.

M-Commerce menggunakan mobile handheld devices untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan melakukan transaksi via mobile atau jaringan wireless. segalanya tentang wireless e-commerce yang mana mobile devices digunakan untuk melakukan bisnis pada Internet.
Mobile Commerce adalah pertukaran atau pembelian dan penjualan komoditas- komoditas, jasa, atau informasi pada internet dengan menggunakan mobile handheld devices.

Mobile e-commerce didefinisikan sebagai semua kegiatan yang berhubungan dengan transaksi komersial melalui jaringan komunikasi dengan wireless devices atau mobile. Penggunaan m-commerce akan meningkatkan produktivitas dengan data berkecepatan tinggi dan mobile system yang hemat biaya dan konsumen menggunakan aplikasi m-commerce pada tempat dan situasi yang berbeda.

M-commerce menurut Ericsson (http://www.ericsson.com) adalah jasa transaksi terpercaya melalui mobile devices untuk pertukaran barang dan jasa antara konsumen, pedangang, dan institusi finansial. Jadi selama terjadi transaksi atau perpindahan uang dan perantaraan mobile device maka dapat dikategorikan mobile commerce. Dari beberapa definisi yang diutarakan di atas, dapat disimpulkan, bahwa mobile commerce menjalankan bisnis utamanya seperti bisnis yang dijalankan pada e-commerce, yaitu jual beli barang atau jasa melalui internet. Yang membedakan e-commerce dengan mobile commerce adalah penggunaan mobile devices seperti telepon seluler, PDA, atau laptop dalam melakukan transaksi. Mobile device ini merupakan syarat wajib yang harus ada dalam menjalankan bisnis mobile commerce.

Manfaat M-Commerce

Ubiquity
Ubiquity merupakan kemampuan untuk dapat melakukan transaksi kapan saja dan dimana saja.
M-commerce mengambil karakteristik ubiquity tersebut untuk dapat melakukan transaksi melalui mobile devices, seperti PDA, hand phone, smart phone yang dapat melakukan transaksi “sambil jalan”.

Convenience
Ukuran dan berat dari handset membuat pengguna lebih nyaman dalam bertransaksi.
Pengguna dapat melakukan transaksi dengan perangkat genggam secara praktis, sehingga transaksi dapat langsung dilakukan jika diperlukan.

Interactivity
Dapat mengirim maupun menerima pesan ke para pelanggan untuk memperjelas informasi.
Terdapat testimoni yang berfungsi sebagai tempat interaksi antara penyelenggara dan pengguna.

Personalization
Perangkat genggam merupakan sebuah alat yang bersifat pribadi, informasi dapat di sesuaikan dan dapat dikirim ke masing-masing pelangan dalam bentuk SMS. 
Melakukan penagihan tetang layanan yang digunakan pelanggan. 

Localization
M-commerce memberikan layanan aplikasi dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna berdasarkan lokasi fisik penggunanya (location based services / LBS). Dengan mengetahui dimana lokasi pengguna secara fisik pada waktu tertentu adalah kunci untuk menawarkan iklan yang relevan dari produk dan layanan.

Penawaran antara negara yang satu berbeda dengan negara yang lain. Ide kreatif dalam memulai e-commerce misalnya, membangun sebuah halaman diskusi tentang perangkat genggam yang berisi tips-tips agar penggunaan perangkat tersebut lebih maksimal, halaman tersebut disisipkan dengan penawaran produk yang dapat memaksimalkan perangkat seperti dalam diskusi. Produk yang ditawarkan bisa saja seperti aksesoris untuk perangkat, dll.

Hal-hal yang mendorong munculnya Mobile Commerce
·       Semakin berkembangya peralatan nirkabel yang mobile.
Pada tahun 2005, pengguna ponsel di dunia mencapai 1.5 miliar. Diestimasikan bahwa dalam beberapa tahun ke depan sekitar 70 persen ponsel di negara maju
akan memiliki akses Internet. Di negara berkembangpun pertumbuhan penggunaan ponsel kian cepat, hingga pertumbuhan ini bisa memacu negara berkembang
untuk memasuki era m-dagang.
·       Tidak lagi membutuhkan PC
Kini, karena banyaknya telepon pintar atau perangkat nirkabel lainnya yang beredar, orang tidak lagi membutuhkan PC untuk berInternetdengan kabel.
·       “Budaya telepon seluler
Muncul budaya ponsel terutama di kalangan muda. Kalangan ini akan berpotensi melakukan jual-beli online untuk bertransaksi.
·       Biaya yang cenderung menurun
Harga perangkat nirkabel semakin menurun. Tarif penyedia layanan internet juga semakin murah.
·       Perbaikan bandwidth
Untuk mendukung m-dagang, amat penting memperbaiki jaringan dan cukup bandwidth untuk mengirim informasi berupa teks, videosuaradan multimedia3GWi-Fi dan Wi-Max sudah menyediakan bandwidth yang cukup.

Infrastruktur yang terdapat pada Mobile Computing
Hardware
Ø  CPU
Ø  laptop
Ø  Memory
Ø  Storage
Ø  Communication: wireless (Wifi/Wimax, CDMA/GSM, 3G, Bluetooth dll)
Ø  Sensing device : camera dll
Ø  Displace device : LCD Display dll.
Software
Ø  Operating System : Microsoft Windows Mobile/CE, Cymbian, RIM, Palm, Linux, Savale
Ø  GUI
Ø  Apllication : cell phin application, calender dll.
Ø  Java ME
Ø  Symbian, general purpose
Ø  Android yang berbasis linux.

Aplikasi finansial untuk mobile computing
·       Mobile Banking
Di banyak negara, bank sudah memberikan layanan akses mobile. Berbagai aplikasi seperti transfer uang, mengecek saldo dapat dilakukan
·       Sistem Pembayaran Elektronik Nirkabel
Dengan sistem ini, ponsel bisa menjadi alat pembayaran yang aman, dan menjadi alat pembayaran yang sah di jaringan sellular. Misalnya, di Italy ada sistem pembayaran parkir dengan menggunakan ponsel. Di Jepang dan di Indonesia juga sudah ada pembelian tiket bioskopmelalui ponsel.
·       Micropayment
Hampir sama dengan sistem pembayaran elektronik nirkabel di atas, Micropayment juga memfungsikan ponsel menjadi alat pembayaran. Namun aplikasinya dilakukan hanya pembayaran yang sifatnya kecil (biasanya kurang dari 10 dolar)
·       Dompet Nirkabel (m-wallets)
Adalah teknologi yang memungkinkan pemegang kartu untuk melakukan pembelian dengan hanya memencet satu tombol di perangkat nirkabel mereka. Salah satu contohnya adalah Nokia wallet. Aplikasi ini menyimpan data seperti kode kartu kredit, dan bisa mengesahkan pembelian secara digitalMicrosoft juga memiliki m-wallet yang dikenal dengan “Microsoft Password” untuk digunakan di lingkungan nirkabel.
·       Wireless Bill Payments
Beberapa perusahaan kini menyediakan layanan pembayaran tagihan via ponsel. Ada sistem yang disebut dengan smartpay system. Sistem ini membantu pembayaran hanya dengan memasukan kode rahasia untuk mengesahkan pembayaran dari bank.

Belanja, Beriklan dan Konten pada Mobile Computing
Cara belanja pada Mobile Computing


Rabu, 12 November 2014

CRM ( Costumer Relationship Management )

Costumer Relationship Management (CRM) / Manajemen Hubungan Pelanggan

1. Pengertian CRM

Customer Relationship Management (CRM) adalah salah satu bentuk aplikasi Teknologi Informasi (TI) di departemen penjualan atau marketing suatu perusahaan. Tetapi ide atau nafas dari CRM sendiri tidak lain dan tidak bukan adalah pelayanan, contoh nyatanya bisa ditanyakan ke penjaga warung dekat rumah yang mampu menjaga pelanggannya selama bertahun-tahun. dikatakan bahwa CRM itu bkan sebagai fungsi tetapi hanya sebagai istilah yang digunakan.

Dalam sebuah industri yang perkembangannya pesat. costumer adalah mata rantai yang tak terpisahkan dari instruktur industri. Sebuah perusahaan tak akan pernah bisa berjalan dengan baik apabila tak ada yang membeli produk atau jasanya. Dunia bisnis sekarang ini telah menjadi semakin sulit dan semakin crowded. Banyak sekali competitor yang selalu bermunculan dengan ide-ide baru dan inovasi tercanggih setiap saatnya. Akibatnya kostumer tentu akan memiliki banyak sekali pilihan, jika ia tak puas dengan layanan sebuah perusahaan ia akan dengan mudah berpindah ke produsen yang lain. Bagaimana caranya agar kostumer tersebut tidak melakukan hal itu dan selalu loyal terhadap produk perusahaan kita? CRM lah salah satu jawabannya.

Para ahli memiliki definisi yang berbeda -beda mengenai CRM, secara umum CRM dapat disimpulkan sebagai strategi dan usaha untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang memuaskan.

CRM dapat pula didefinisikan sebagai integrasi dari strategi penjualan, pemasaran dan pelayanan yang terkoordinasi (Kalakota dan Robinson 2001). CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut (Laudon dan Traver 2002).

Temporal and Trott (2001) menjelaskan bahwa CRM adalah kolaborasi dengan setiap konsumen untuk menciptakan situasi win-win dengan meningkatkan nilai kehidupan pelanggan setiap harinya agar menjadi loyal.

Sedangkan Francis Buttle mendefinisikan CRM sebagai core business strategy yang mengintegrasikan proses internal serta fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan dengan jejaring eksternal untuk menciptakan dan men-deliver value (manfaat) kepada target pelanggan yang memberikan keuntungan.

Pada intinya CRM adalah suatu cara untuk melakukan analisa perilaku pelanggan jasa perusahaan. Dari analisa ini akhirnya perusahaan bisa mengambil cara bagaimana melayani pelanggannya secara lebih personal sehingga efeknya pelanggan menjadi loyal kepada perusahaan. Target utama CRM memang bukan customer satisfaction tetapi lebih kepada customer loyality. Pelanggan tidak hanya puas sekali menggunakan produk atau jasa, tetapi juga akan selalu terus menggunakannya.

2. Pentingnya CRM

Customer Relationship Management tidak sekedar cukup berteknologi tinggi, tapi harus membangun fondasi pelayanan yang tangguh di internal dan eksternal perusahaan. Sebuah Fondasi pelayanan yang terfokus pada upaya menaklukkan hati dan pikiran pelanggan dengan bersikap baik, dalam wujud pelayanan yang memberikan segala kemudahan agar semua keinginan dan harapan pelanggan terwujud secara profesional.

Customer Relationship Management selalu dianggap sebagai fondasi terpenting buat membangun kekuatan perusahaan, dalam upaya memberikan pelayanan sempurna di internal manajemen dan pelanggan, termasuk untuk semua stakeholder lainnya.

Untuk itu, CRM harus fokus pada fondasi sistem yang berorientasi pada pelayanan sempurna; fokus pada prosedur yang memudahkan pelanggan menerima pelayanan; fokus pada kebijakan-kebijakan perusahaan yang mengutamakan hubungan komunikasi positif kepada pelanggan; fokus pada teknologi yang mendukung perusahaan secara total untuk memberikan pelayanan sempurna; fokus pada kekuatan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, untuk memberikan pelayanan sempurna kepada pelanggan; dan fokus kepada semua aspek kerja organisasi internal dan eksternal lainnya, yang terfokus pada upaya memberi dukungan mutu pelayanan berkualitas tinggi kepada semua stakeholder. Khususnya, kepada pelayanan pelanggan berkualitas tinggi yang memuaskan harapan pelanggan secara maksimal.

CRM harus menjadi alat Bantu untuk mengidentifikasi dan menargetkan pelanggan-pelanggan berkualitas tinggi. CRM harus bisa berfungsi untuk membantu proses terciptanya hubungan profesionalisme antara personal di dalam perusahaan, termasuk pada hubungan positif yang hebat antara personal yang melayani pelanggan dengan pelanggan, dalam bingkai pelayanan berkualitas tinggi yang memberikan sikap baik dan toleransi kepada pelanggan.

CRM harus dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, dan sebagai alat yang menyediakan semua kemudahan buat pelayanan yang paling menguntungkan pelanggan. CRM haruslah berfungsi untuk menyediakan semua informasi pelanggan yang komplit dan jelas, buat mendukung pelayanan pelanggan berkualitas sempurna.

Intinya, Customer Relationship Management merupakan fondasi atau dasar organisasi untuk bertindak dalam upaya memberikan pelayanan sempurna yang berkualitas super tinggi, dengan tujuan utama memuaskan semua harapan dan kebutuhan pelanggan.

Pastikan CRM menjadi alat utama dari manajemen pelayanan pelanggan di perusahaan Anda. Alat utama yang mengelola dan mendukung pelayanan pelanggan berkualitas tinggi, melalui strategi pelayanan yang terfokus pada memuaskan harapan pelanggan; struktur organisasi perusahaan yang pro pada pelayanan berkualitas tinggi; sistem pelayanan perusahaan yang pro pada pelayanan berkualitas tinggi dan yang berkelanjutan; gaya pelayanan yang sesuai zaman dan harapan pelanggan; kompetensi pelayanan dari para staf yang sesuai dengan tuntutan dan harapan pelanggan; melatih keterampilan para staf di bidang pelayanan sesuai dengan komitmen pelayanan perusahaan pada pelanggan; dan nilai-nilai bersama yang wajib dipahami oleh seluruh orang di dalam organisasi.

3. Pengguna CRM
Adapun pengguna dari CRM yaitu:
1.   Pelanggan itu sendiri
2.   Bagian penjualan
3.   Bagian Pemasaran

4.   Teknologi CRM
Operational CRM
Dikenal juga sebagai CRM “front office”. Operational CRM merupakan area dimana terjadi hubungan dengan konsumen secara langsung. Otomasi dari proses bisnis yang terintegrasi yang melibatkan front office customer touch points, seperti penjualan, pemasaran, dan layanan konsumen, termasuk integrasi antara front office dan back office, seperti manajemen pesanan, dan otomasi pemasaran. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat,operational CRM kemudian juga dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu e-CRM dan m-CRM.
Collaborative CRM
Merupakan bentuk perluasan dari CRM tradisional. Collaborative CRM berkaitan dengan manajemen hubungan antara stakeholder eksternal, seperti supplier, distributor, dan reseller. Aplikasi utama dari collaborative CRM adalah enterprise portal yang berbasis pada infrastruktur ekstranet dan perangkat lunak manajemen hubungan mitra (partner relationshiop management software) yang memberikan akses kepada konsumen, reseller, dan mitra bisnis melalui internet.
Analytical CRM
Dikenal sebagai CRM “back office” atau “strategic” CRM. Analytical CRM biasanya berhubungan dengan penggunaan data secara efektif, efisien dan strategis sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat bagi pihak manajemen. Pengambilan keputusan dilaksanakan setelah melalui proses analisis, pemodelan, dan evaluasi terhadap data yang tersimpan di basis data untuk menghasilkan sebuah hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan konsumennya. Contoh dari Analytical CRM adalah business intelligence seperti data warehouse, OLAP, dan data mining.

tugas andigun.com